MENJADI PRIBADI BERIMAN DAN BERISTIKOMAH
Akhir akhir ini diberitakan dari media masa dan media cetak
sungguh sangat mengerikan. Berita tersebut adalah ada orang yang memutilasi
saudaranya sesame manusia, ada anak yang membunuh orang tua kandungnya dan ada orang
tua yang membunuh anak kandungnya, setelah dibunuh yang sangat na’as adalah
anak tersebut di pendam disamping rumahnya lalu dicor atasnya. Pemakamannya
tidak layak sebagaimana layaknya anak manusia yang dikebumikan. Na’udzubillah…..
Melihat kondisi seperti ini, maka muncullah pertanyaan “mengapa
ini bisa terjadi”? maka jawaban yang bisa aku berikan adalah “orang yang
memutilasi saudaranya, anak yang membunuh orang tuanya, orang tua yang membunuh
anaknya tidak memiliki keimanan kepada Allah SWT, sebab orang yang memiliki
iman kepada Allah pasti tidak akan melakukan hal tersebut, sedangkan orang yang
memiliki iman akan selalu mencintai saudaranya sama seperti mencintai dirinya
sendiri. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut:
لايؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه مايحب لنفسه
Artinya: tidak beriman salah seorang
diantara kamu sampai dia mencintai saudaranya sama seperti mencintai dirinya
sendiri. (HR Bukhari Muslim)
Berkaitan dengan hal demikian
Rasulullah menggambarkan tentang keyakinan dan amalan yang bisa dilakuan dalam
kehidupan supaya mendapatkan lindungan dan naungan serta kehidupan yang penuh
berkah dari Allah SWT. Dalam sebuah hadis terdapat riwayat sebagai berikut:
يارسولالله قل فى الاسلام
قولا ل اسأل عنه أحدا غيرك. قال. : قل امنت بالله ثمّ استقم. (رواه مسلم)
Artinya: “wahai Rasulullah, katakana kepadaku
suatu ucapan tetntang Islam yang membuat aku tidak perlu bertanya kepada
siapapun selain anda.” beliau bersabda, “katakanlah, aku beriman kepada Allah,
dan bersikap istikomalah”. (HR Muslim)
Iman menurut bahasa adalah percaya. Sedangkan
menurut istilah iman adalah
الايمان هوتصديق ب لقلب
واكرارب للسان وعمل ب لأركان
Artinya: “iman itu adalah di yakini
dengan hati, di ucapkan dengan lisan dan di amalkan dengan anggota badan”.
Menurut definisi iman diatas bahwa
iman harus diyakini oleh hati seyakin yakinnya bahwa Allah itu ada. Bukti adanya
Allah adalah adanya makhluk atau ciptaannya. Tidak mungkin makhluk ini muncul
dengan sendirinya. Setelah diyakini oleh hati makan keimanan kita harus di
ucapkan dengan lisan. Lisan yang mengikrarkan dirinya beriman kepada Allah akan
mendapatkan ganjaran dari Allah SWT. Kemudian iman tersebut harus diaplikasikan
oleh anggota badan. Tidak sempurna keimanan kalau hanya di yakini oleh hati
tampa di ucapkan dan dilakukan oleh anggota badan, dan seterusnya. Buah dari
iman adalah menta’ati Allah dan Rasulnya. Coba perhatikan firman Allah dalam
surat Al Hujurat ayat 14 sebagai berikut:
قَالَتِ اْلأَعْرَابُ ءَامَنَّا قُل
لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ اْلإِيمَانُ فِي
قُلُوبِكُمْ وَإِن تُطِيعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ لاَيَلِتْكُم مِّنْ أَعْمَالِكُمْ
شَيْئًا إِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Orang-orang Arab Badwi itu berkata:"Kami telah
beriman".Katakanlah (kepada mereka):"Kamu belum beriman,tetapi
katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu,
dan jika kamu ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi
sedikitpun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang". (QS. 49:14)
Menurut ayat diatas bahwa iman tidak harus di ucapkan tapi juga
harus di masukkan kedalam hati dan di yakini sepenuhnya serta di buktikan dengan
menta’ati Allah dan Rasulullah SAW. Kalau kita menta’ati Allah dan Rasulnya
maka balasan dariNya adalah pahala yang sangat besar.
Keimanan kita kepada Allah harus di pertahankan sampai akhir
hayat, atau bahasa lainnya adalah beristikomah. Perhatikan juga firman Allah
dalam surat Hud ayat 112 sebagai berikut:
فَاسْتَقِمْ كَمَآأُمِرْتَ
وَمن تَابَ مَعَكَ وَلاَتَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيٌر
Artinya: “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan. (QS. 11:112)
Orang yang beriman kepada Allah kemudian mempertahakan
keimanannya dan istikomah terhadap amal soleh maka orang tersebut akan
senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah dan para malaikatNya. Perhatikan firman
Allah dalam surat Fushshilat ayat 30-31 sebagai berikut:
إِنَّ الَّذِينَ
قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ
أَلآتَخَافُوا وَلاَتَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ
تُوعَدُونَ0 نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ
وَلَكُمْ فِيهَا مَاتَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَاتَدَّعُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:"Rabb kami
ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat
akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):"Janganlah kamu merasa takut
dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh)
surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". Kamilah Pelindung-pelindungmu
dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu
inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. (QS. 41:30-31)
Dalam ayat diatas di jelaskan orang yang mengatakan Tuhan saya
adalah Allah dan istikomah. Maksud dari istikomah menurut tafsir tanwiruk
maqbis tafsir Ibnu Abbas adalah “istikomah terhadap keimanan dan tidak
mengkufurkan Allah. Sedangkan dalam tafsir al Munir karya Syekh Nawawi Al
Bantani istikomah adalah teguh pendirian untuk mengamalkan perbuatan perbuatan
yang baik. Siapa yang melakukan hal diatas maka balasan dari Allah adalah
sebagai berikut:
1.
تَتَنَزَّلُ
عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ mereka akan kedatangan malaikat yang selalu melindunginya. Atau dengan
istilah lain mereka akan mendapatkan pembantu dari Allah berupa malaikat yang
diturunkan Allah.
2.
أَلآتَخَافُوا
وَلاَتَحْزَنُوا mereka
yang beriman dan istikomah mempertahankan keimanan serta istikomah untuk
beramal sholah adalah tidak akan sedih dan takut serta gentar.
3.
Mereka yang
beriman dan istikomah mempertahankan keimanan serta istikomah untuk beramal
sholeh dijanjikan untuk mereka adalah surga. Ini janji Allah, janji Allah pasti
benarnya. Kalau janji kita bahkan pemimpin bisa benar terkadang juga diingkari.
4.
نَحْنُ
أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ merea
yang beriman dan istikomah mempertahankan keimanan dan istikomah terhadap amal
sholeh maka balasan bagi mereka adalah selama hidup ini akan dilindungi oleh
Allah dan para malaikatnya. Oleh karena itu tidak usah minta perlindungan
kepada dukun yang mengajarkan kesesatan dan kemusyrikan tapi cukup kita
istikomah dalam amal sholeh, mengikuti nasehat para ulama dan kiyai, dimana
para ulama dan kiyai akan mengajarkan kepada kita untuk mempertahankan keimanan
dan istikomah dalam amal sholeh.
Siapa yang beriman dan istikomah maka orang tersebut tidak akan
memutilasi saudaranya, orang tua tidak akan membunuh anaknya dan anaknya tidak
akan membunuh orang tuanya serta kita tidak akan melakukan kemungkaran dan
kemaksiatan. Jangan putus asa tapi tetaplah istikomah.
Hasbunallah
Abdul Hakim Abubakar El Kahir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar