Pada saat sejumlah para ustadz dan para
Muballigh mendekati sejumlah anak muda sambil mengajak mereka untuk menunaikan
sholat, maka jawaban yang di sampaikan oleh anak muda tersebut kepada ustadz
dengan kalimat “yang sholat Ustadz dan Kiyai saja, kami kan masih muda
sholat nanti kalau sudah tua”.
Dari kalimat yang keluar dari lisan anak
muda diatas dapat difahami bahwa sholat, puasa dan beribadah kepada Allah SWT
hanya miliknya para Ustadz, Muballigh, Kiyai, pak Haji dan orang orang yang
sudah tua, sementara anak muda mereka akan mendirikan sholat, puasa dan
beribadah kepada Allah SWT nanti kalau sudah tua, kasarnya adalah mereka akan
beribadah kalau badan sudah bauh tanah. Padahal kalau kita buka Al Qur’anul
Karim sebagai pedoman orang orang Islam, bahwa perintah beribadah kepada Allah
diperuntunkan buat ummat Manusia. Sebagaimana yang di firmankan oleh Allah
dalam sejumlah ayat Al Qur’an, diantaranya sebagai berikut:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS Adz
Dzariyat: 56)
$pkr'¯»t â¨$¨Y9$# (#rßç6ôã$# ãNä3/u Ï%©!$# öNä3s)n=s{ tûïÏ%©!$#ur `ÏB öNä3Î=ö6s% öNä3ª=yès9 tbqà)Gs? ÇËÊÈ
Artinya: “Hai manusia, sembahlah
Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertakwa”. (QS Al Baqarah: 21)
Dari surat Adz Dzariyat ayat 56 diatas
dapat di fahami bahwa jin dan manusia di ciptakan oleh Allah SWT hanyalah untuk
beribadah kepada Nya. Tidak hanya manusia saja yang diperintahkan untuk
beribadah dan menyembah Allah, jin juga di perintahkan untuk beribadah dan
menyembah Allah. Lalu kita namakan apa apabila terdapat manusia yang tidak mau
sujud untuk beribadah kepada Allah? Dan kita namakan apa apabila terdapat
manusia yang senantiasa bermaksiat dan melanggar perintah Allah?
Sedangkan dalam surat Al Baqarah ayat 21
diatas juga dapat difahami bahwa yang di panggil oleh Allah untuk beribadah
adalah manusia. Artinya apabila kita merasa diri manusia maka selayak dan
sepantasnya kita beribadah kepada Allah SWT berupa mendirikan sholat, berpuasa
di bulan Ramadhan, berhaji bagi yang mampu dan juga membaca Al Qur’an,
meninggalkan yang bertentangan dengan nilai nilai ketuhanan. Menipu, merampok,
berjudi, berzina, korupsi dan meminum minuman khamar adalah perbuatan yang
bertentangan dengan nilai nilai ketuhanan. Maka tinggalkanlah…
Allah SWT memanggil manusia untuk
beribadah kepada Nya, lalu siapakah namanya bagi manusia yang tidak mau
beribadah kepada Nya? Siapakah namanya bagi manusia yang melanggar nilai nilai
ketuhanan? Jawablah dengan hati nurani wahai saudara saudara ku…
Ibadah itu ada dua macam, Pertama, ada
ibadah “Mahdhoh”. Kedua ada ibadah “Ghairu Mahdhoh”. Ibadah Mahdhoh
adalah ibadah yang berkaitan dan berhubungan langsung dengan Allah. Diantaranya
adalah sholat, puasa, haji, membaca Al Qur’an dll. Apabila istikomah seseorang
menjalankan ibadah ini maka disebut orang tersebut menjadi “kesholehan
pribadi”. Sedangkan ibadah Ghairu Mahdhah adalah ibadah yang berkaitan dan
berhubungan dengan sosial kemasyarakatan, diantaranya adalah gotong royong,
tolong menolong, silaturahim dll. Seseorang yang mengamalkan ibadah seperti ini
disebut menjadi “kesholehan sosial”. Dua macam bentuk ibadah seperti ini
dua duanya harus di jalankan. Tidak selayaknya apabila terdapat seseorang yang
rajin sholatnya, rajin puasanya dan pergi haji berkali kali akan tetapi tidak
berkenan membantu sesama, tidak saling menyapa bahkan bermusuhan. Juga tidak
ada artinya baik hubungan antar sesama, dan sosialnya tinggi tetapi tidak
pernah mendirikan sholat dan juga tidak pernah puasa di bulan Ramadhan.
Yang sangat bagus adalah menjalankan dua
duanya yaitu ibadah Mahdhoh dan ibadah Ghairu Mahdhah atau dikenal juga dengan “Hablum
minallah” dan “Hablum minannas”.
Beribadah kepada Allah atau beramal
sholeh akan menjadikan kehidupan seseorang menjadi hidup yang layak dan
mendapatkan pahala yang besar dari Nya. Sebagaimana firman Allah sebagai
berikut:
ô`tB @ÏJtã $[sÎ=»|¹ `ÏiB @2s ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB ¼çm¨ZtÍósãZn=sù Zo4quym Zpt6ÍhsÛ ( óOßg¨YtÌôfuZs9ur Nèdtô_r& Ç`|¡ômr'Î/ $tB (#qçR$2 tbqè=yJ÷èt ÇÒÐÈ
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan
amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya
akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan”. (QS An Nahl: 97)
Dari ayat tersebut diatas dapat difahami
bahwa siapa saja diantara manusia yang berjenis kelamin laki laki dan perempuan
beribadah dan beramal sholeh sementara mereka dalam keadaan beriman maka mereka
akan di balas oleh Allah berupa kehidupan yang layak dan baik didunia ini dan
pahala yang berlipat ganda dari Nya. Apabila ingin dicukupkan rezeki dalam
kehidupan ini maka beribadah dan beramal sholehlah. Ini janji Allah wahai
saudara ku.
Lewat tulisan singkat ini aku hendak
mengajak kepada saudara saudaraku baik dari yang muda sampai yang tua, dari
rakyat biasa sampai pejabat dan dari orang awam sampai kiyai untuk senantiasa
beribadah dan beramal sholeh dengan sungguh sungguh dan istikomah. Tinggalkan
perbuatan yang bertentangan dengan nilai nilai ketuhanan, dengan demikian maka
kita akan selalu mendapatkan kebaikan dan keberkahan dari Allah SWT.
Beribadah dan beramal sholeh bukan milik
kiyai dan orang yang sudah tua akan tetapi milik semua ummat manusia. Ibadah
tidak memandang status sosial dan umur akan tetapi untuk seluruh ummat manusia.
Abdul Hakim Abubakar El Kahir